Dan
apabila mereka berjumpa dengan orang-orang yang beriman, mereka berkata:
"Kamipun telah beriman," tetapi apabila mereka bersama sesama mereka
saja, lalu mereka berkata: "Apakah kalian menceritakan kepada mereka
(orang-orang mu'min) apa yang telah diterangkan Allah kepada kalian, supaya
dengan demikian mereka dapat mengalahkan hujjah kalian di hadapan Rabb kalian;
tidakkah kalian mengerti?" (QS. 2/Al-Baqarah : 76)
Ibnu
Katsir mengatakan :
Dan
demikianlah Ar-Rabi’ bin Anas, Qatadah dan tidak hanya satu dari kalangan salaf
dan khalaf sehingga Abdurrahman bin Zaid bin Aslam mengatakan apa yang
diriwayatkan oleh Ibnu Wahab : bahwa Rasulullah bersabda :
“Sungguh
jangan ada yang masuk ke kita di jantung kota Madinah kecuali adalah
orang-orang beriman”
Maka
pemimpin-pemimpin orang-orang kafir dan munafik (pemimpin salah satu suku
Yahudi, Ka’ab bin Al-Asyraf dan tokoh-tokoh seperti dia) mengomando :
Pergilah
kalian dan sadaplah berita tentang siapa saja yang beriman kepada Muhammad. Dan
katakanlah kepada mereka : ‘Kami beriman’, dan kafirlah kalian begitu kalian
kebali !”
Maka
adalah dari mereka itu ada yang datang ke pusat kota Madinah pada pagi hari dan
kembali kepada pemimpin-pemimpin mereka pada waktu ‘ashr (sore hari).
Dan
itulah yang kemudian Allah Subhaanahu wa
Ta’aalaa mewahyukan pada Rasulullah :
Segolongan
(lain) dari Ahli Kitab berkata (kepada sesamanya): "Perlihatkanlah
(seolah-olah) kalian beriman kepada apa yang diturunkan kepada orang-orang
beriman (sahabat-sahabat Rasul) pada permulaan siang dan ingkarilah ia pada
akhirnya, supaya mereka (orang-orang mu'min) kembali (kepada kekafiran). (QS.3/Aali‘Imraan : 72)
Operasi
intelijen orang-orang Yahudi yang kafir dan munafik itu dilarang Allah karena
mereka melakukan misi mata-mata itu disasarkan kepada orang-orang beriman.
Allah
Subhaanhu wa Ta’aalaa berfirman :
Hai
orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan dari prasangka, sesungguhnya
sebagian prasangka itu adalah dosa dan janganlah kalian mencari-cari kesalahan
orang lain dan janganlah sebahagian kalian menggunjing sebahagian yang lain.
Sukakah salah seorang di antara kalian memakan daging saudaranya yang sudah
mati? Maka tentulah kalian merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima taubat lagi Maha Penyayang. (QS.49/Al-Hujuraat : 12)
Rasulullah
melarang perbuatan terhadap orang-orang beriman itu siapapun yang melakukannya.
Yahya bin Bukair menceritakan kepada
kami dari Al-Laits dari Ja’far bin Rabi’ah dari Al-A’raj, ia berkata : Abu
Hurairah berkata dari Nabi shallallaahu ‘alaihi wa sallam yang bersabda :
Jaga diri kalian dari prasangka, sesungguhnya prasangka itu sedusta-dustanya
yang diberitakan. Janganlah kalian (saling) memata-matai (menyelidiki rahasia)
Janganlah kalian (saling) mendengar-dengar perkara. Janganlah kalian saling
membenci. Dan jadilah kalian bersaudara. Dan janganlah laki-laki mengkhithbah
(melamar wanita) yang dikhithbah (dilamar) oleh sudaranya (seiman) sehingga
(jelas) saudaranya itu menikahi atau meninggalkan (tidak menikahi). (HR.
Bukhary)
Qutaibah bin Sa’id menceritakan
kepada kami dari Abdul Aziz yaitu Ibnu Muhammad dari Al-‘Alaa’ dari Bapaknya
dari Abu Hurairah, bahwasanya Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
bersabda : Janganlah kalian memutuskan hubungan, janganlah kalian saling
membelakangi, janganlah kalian saling mendengar-dengar perkara,. Janganlah
sebagian kalian membeli (apa) yang dibeli oleh sebagian lainnya. Dan jadilah
kalian hamba-hamba Allah yang bersaudara.(HR. Muslim).
Itulah
kemudian yang difirmankan Allah :
Tidakkah
mereka mengetahui bahwa Allah mengetahui segala yang mereka sembunyikan dan
segala yang mereka nyatakan? (QS. 2/Al-Baqarah : 77)
Apa
yang mereka sembunyikan adalah termasuk :
Pertama : Bahwa Rasulullah Muhammad shallallaahu
‘alaihi wa sallam sebenarnya telah mereka ketahui akan kenabian dan
kerasulan Muhammd shallallaahu ‘alaihi wa sallam sejak sebelumnya,
yaitu mereka mengetahuinya disebut dalam Taurat dan Injil.
Kedua : Sikap mereka yang sebenarnya mereka
ingkar, tidak mengimani Muhammad shallallaahu ‘alaiohi wa sallam
Larangan
Allah dan Rasul-Nya ini khas jika yang dijadikan sasaran itu adalah jantungnya
orang-orang beriman, tak sekedar muslim yang boleh jadi ihwalnya lebih dekat
dikategorikan kepada iman di pagi hari, kafir di sore hari.
Demikian
itu oleh karena kenyataannya di muka bumi ini adanya adal;ah Al-Qur’an dan
sunnah kenabian Rasul Allah yang diberikan pembelaan dan perjuangannya dan
difihak adalah missi Yahudi. Sehingga cukup dilihat siapa yang dijadikan
sasaran operasi intelijen itu. Jika yang dijadiakan sasaran itu orang-orang
beriman maka siapapun pelakunya yang menjalankan operasi atau praktek itu
pastinya dilarang oleh Allah Subhaanhu wa Ta’aalaa dan Rasul-Nya,
dilaknat.
Adapaun
missi itu dijalankan terhadap orang yang tidak beriman, Rasulullah shallallaahu
'alaihi wa sallam bersabda :
Dari
Ahmad bin Mani’ dan Nashr bin ‘Ali, keduanya berkata : Sufyan bin ‘Uyainah
menceritakan kepada kami dari ‘Amr bin Dinar mendengar Jabir bin Abdullah
berkata : Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam bersabda :
Peperangan itu adalah tipu muslihat (HR. At-Tirmidzy)
Pada
bulan Syawwal tahun ke-5 Hijriyah Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wa sallam
mempercayakan kepada Nu’aim bin Mas’ud satu tugas yang hanya dia bisa
melaksanakannya yaitu mengingatkan kepada suku Quraisy, suku Ghathafan dan
Yahudi Bani Quraidhah yang bersekutu perang melawan Rasulullah dan umat
Mu’minin, kemudian ketiga kekuatan sekutu itu masing-masing kembali kepada
kepentingan sendiri tidak ada kekuatan bersekutu lagi. Ini adalah missi
intelijen kenabian melawan operasi intelijen Yahudi kafir.
Berlakunya
missi intelijen orang beriman itu dalam criteria :
Pertama : Orang-orang beriman yang ada dalam
satu ikatan ShahifahNabawiyah
Kedua : Orang-orang beriman yang terpimpin
kenabian atau diatas jejak kenabian
Ketiga : Orang-orang beriman berpegang pada
kitab-kitab Allah diatas jejak sunnah kenabian Rasulullah.
Keempat : Tidak terikat dalam kelompok ‘ashabiyah.