Selasa, 07 September 2010

Kemenangan Tauhid atas Egosentrisme Kemanusiaan

Pengertian tauhid difirmankan Allah :
وَاعْبُدُوا اللهَ وَلاَ تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
Dan ibadatilah Allah dan janganlah kalian mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun.
Dan firman Allah :
وَمَا أُمِرُوا إِلاَّ لِيَعْبُدُوا اللهَ مُخْلِصِينَ لَهُ الدِّينَ حُنَفَاءَ وَيُقِيمُوا الصَّلاَةَ وَيُؤْتُوا الزَّكَاةَ وَذَلِكَ دِينُ الْقَيِّمَةِ
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan keta`atan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama dengan lurus, dan supaya mereka mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian itulah agama yang lurus (QS. 98/Al-Bayyinah : 5).

Adapaun pengertian egosentrisme lebih nyata diwakili oleh pernyataan Para sesepuh kaum Zionist Yahudi dalam dokumen rapat rahasia para pelopor gerakan zionisme The Protocols of the Learned Elders of Zion yang pernah tercuri terpublikasikan koran MOSKOWSKIJA WIEDOMOSTI 1902 dan 1903 sbb:

Kebenaran kita terletak pada kekuatan. Kata 'kebenaran' adalah pemikiran abstrak dan tak ada apapun yang ia dapat dibuktikan. Yang berarti tidak lebih dari : Berikan kepadaku apa yang aku ingin agar dengan demikian aku punya bukti bahwa aku lebih kuat dari pada anda.
(Baca : The Protocols)
Kemenangan tauhid pada kurun kenabian Rasulullah dimulai dengan ditegakkannya kepemimpinan kenabian beliau yang kemudian eksis dan efektif di Madinah. Kemenangan tauhid ini menandai tidak berfungsinya lagi kepemimpinan egosentrisme kebangsaan Quraisy di Makkah dan egosentrisme kesukuan di Madinah yang semula dibawah kendali egosentrisme ras Yahudi.
Baca selengkapnya

Tidak ada komentar: